Kerangka Teori
Enterprise Resource Planning (ERP)
Untuk menjadikan UKM manufaktur menjadi kompetitif dalam pasar global
yang dinamik, maka UKM tersebut
membutuhkan sistem informasi terintegrasi yang mampu memberikan
informasi secara komprehensif kepada manajemen (yang biasanya one man show, pemilik) untuk
membuat keputusan-keputusan secara akurat. Dengan demikian melalui sistem informasi terintegrasi yang akurat dan
proses manajemen manufaktur yang
efektif, akan menghasilkan keputusan yang tepat untuk peningkatan terus-
menerus dari sistem manufaktur itu. Dengan kata lain sistem informasi terintegrasi akan memberikan suatu
keunggulan kompetitif bagi sistem manufaktur. Suatu sistem informasi
terintegrasi yang populer sekarang ini



Gambar 1. Integrasi Informasi Pada Sistem ERP
Sistem ERP mempunyai arsitektur sebagai berikut:

Client merupakan komputer yang
dipakai oleh pengguna sistem ERP.
Pengguna sistem ERP diantarnya
adalah bagian finance dan accounting, pemasaran, produksi, logistik, HRD, dan sebagainya. Secara arsitektur pengguna sistem ERP tersebut berhubungan dengan aplikasi
server yang kemudian terhubungan ke database server. Untuk sistem ERP
tertentu, sudah bisa diakses lewat web/internet. Dalam hal ini tidak
menutup kemungkinan bahwa
pengguna sistem ERP ini dapat
melakukan di luar lingkup perusahaan
(web client), yang tentunya dengan otoriasi yang jelas (Wijaya dan Darudiato, 2009: 32)
Sistem ERP dikembangkan dari
sistem Material Requirement Planning
(MRP) yang telah
ada sejak tahun 1960an
MRP hanya berfokus pada
sistem fabrikasi untuk pengendalian
persediaan dan produksi saja (Wijaya
dan Darudiato, 2009:17). MRP digunakan
untuk melakukan simulasi manufaktur dengan menggunakan jadwal perencanaan (master schedule),
daftar pengadaan material (bill of material), dan daftar saldo persediaan. Jadwal perencanaan digunakan untuk menjawab produk apa yang akan diproduksi, daftar pengadaan material
digunakan untuk menjawab bahan
material yang diperlukan untuk
membuat produk, sedangkan daftar
saldo persediaan digunakan untuk menjawab bahan material apa yang sudah dimiliki dan bahan material apa
yang harus dibeli (Wijaya dan Darudiato, 2009:19).
Kemudian sejak tahun 1970an,
sistem MRP mengalami perluasan
pada
area fungsional Engineering, yang
dikenal dengan istilah Close Loop
MRP. Sejak tahun 1980an Close Loop
MRP
mengalami perluasan pada area fungsional Finance dan
Human Resource Management, yang dikenal dengan Manufacturing Resource Planning (MRP II). Kemudian sejak tahun 1990an, sistem MRP II
mengalami perluasan pada area
fungsional delivery, yang dikenal
dengan istilah Enterprise Resource
Planning (ERP). Pada tahun 2000an hingga sekarang, sistem ERP
mengalami perluasan pada semua area
fungsional suatu organisasi, yaitu sales dan marketing, customer support dan supplier management yang dikenal dengan istilah Extended ERP (ERP II) (Wijaya
dan Darudiato, 2009:17).
KKeuntungan
Implementasi ERP Pada UKM
Prasetyo (2008) menyimpulkan
bahwa penerapan ERP pada UKM memberikan competitive advantages, yang terdiri dari:
·
Cost Advantages
-
Mengurangi biaya sumber daya operasional perusahaan, misalnya penghematan
biaya
gaji
dan overtime akunting dan sales
-
Mengurangi biaya yang
ditimbulkan akibat penyelewengan, pelanggaran,
penggelapan, korupsi dan kolusi yang ada di
dalam UKM.
·
Differentiation Advantages
-
Dapat melakukan banyak transaksi penjualan dan pembelian
dengan
jumlah order line
yang sangat besar sekalipun, sehingga menambah
revenue
dari
perusahaan.
-
Memberikan pelayanan kepada pelanggan secara baik, melalui e-
CRM
(newsletter, mail, marketing,
SMS, dll)
-
Membentuk market share baru di
dunia online, melalui web e- Commerce.
Dengan adanya competitive
advantages tersebut, daya saing perusahaan semakin tinggi,
pendapatan bersih semakin naik,
sehingga UKM akan mulai tumbuh dan berkembang dengan cepat.
Anda Telah Membaca artikel KUSTOMISASI APLIKASI ERP OPEN SOURCE OPENBRAVO UNTUK USAHA KECIL MENENGAH BAGIAN 2, Baca Juga Artikel Berikut
|
Tobi