PENDAHULUAN
Persaingan di dunia usaha yang sudah ketat diprediksi akan semakin ketat. Hal ini karena Kesepakatan Perdagangan Bebas Cina-ASEAN atau China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) sudah diberlakukan sejak 1 Januari 2010. Produk-produk murah China dipastikan akan membanjiri pasar Indonesia. Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi salah satu pihak yang dirugikan karena UKM menggantungkan usahanya pada pasar domestik.
Persaingan di dunia usaha yang sudah ketat diprediksi akan semakin ketat. Hal ini karena Kesepakatan Perdagangan Bebas Cina-ASEAN atau China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) sudah diberlakukan sejak 1 Januari 2010. Produk-produk murah China dipastikan akan membanjiri pasar Indonesia. Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi salah satu pihak yang dirugikan karena UKM menggantungkan usahanya pada pasar domestik.
Untuk meningkatkan daya saing UKM maka efektifitas
pengelolaan SDM
(Sumber Daya Manusia) dan Iptek
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) menjadi sangat penting. SDM dan Iptek
merupakan dua komponen yang tidak
bisa dipisahkan. Iptek diciptakan sebagai perangkat untuk mendukung
proses bisnis sedangkan SDM
dibutuhkan untuk penyerapan dan
pengembangan
Iptek
itu sendiri.



Sistem ERP merupakan sistem informasi terintegrasi. Sistem ERP
dapat melibatkan seluruh fungsi
manajemen baik akuntansi, keuangan,
produksi, penjualan, pembelian,
gudang, dan sumber daya manusia.
ERP
sudah diterapkan diperusahaan- perusahaan besar. Pengguna SAP (salah satu software ERP berbayar) di dunia hingga tahun lalu lebih dari
82.000 perusahaan di 120 negara. Jumlah tersebut belum termasuk
pengguna ERP yang menggunakan
software
dari vendor-vendor lain.
Kendala utama yang dihadapi UKM
dalam mengadopsi ERP adalah biaya pembelian software. Sebagai contoh, paket
awal untuk SAP Business One untuk UKM dihargai sebesar
US$ 15.000 (sekitar Rp 140 juta) untuk 3 pengguna professional, 2 pengguna
terbatas, implementasi, database dan
pelatihan. Dengan biaya sebesar itu,
pemilik UKM tentu akan berpikir ulang untuk
menerapkan ERP.
Untuk membangun sendiri aplikasi
ERP
yang baik dan handal memerlukan ribuan Man Days serta melibatkan puluhan hingga ratusan programmer.
Dan ini berarti memerlukan
investasi
yang tidaklah sedikit. Untuk mensiasati
hal tersebut beberapa UKM kemudian menggunakan software ERP open source. Dengan lisensi open source pengguna dapat memanfaatkan dan mengembangkan software tanpa perlu
mengeluarkan biaya. Contoh dari software ERP open source, adalah
Open Bravo, Compiere, Adimpiere, xTuple, OpenERP, Apache OFBIz dan masih banyak
lagi.
Dari sekian banyak software ERP open source, openbravo merupakan
salah satu software yang paling sesuai
untuk diimplementasikan pada UKM Manufaktur. Karena openbravo ERP berbasis web sehingga dapat dijalankan dari manapun selama terdapat koneksi ke internet. Disamping itu basis data disimpan di hosting internet jadi tidak dibutuhkan hardware
tambahan untuk server.
Meskipun demikian openbravo ERP
tidak bisa secara mudah diterapkan di
UKM
di Indonesia. Openbravo terlalu rumit dan luas cakupannya. Untuk itu
pelokalan (localization) dan kustomisasi
terhadap modul-modul software Openbravo ERP yang ada dengan kebutuhan UKM menjadi sangat penting. Karena cakupan openbravo yang terlalu luas, maka untuk melakukan kustomisasi
pun
masih terlalu sulit untuk dilakukan oleh UKM
di Indonesia.
Apalagi sebagian besar UKM Indonesia belum memiliki tim TI.
Studi ini akan mengarah pada
penyederhanaan komponen-komponen
yang ada pada openbravo sehingga
kustomisasi yang harus dilakukan oleh tiap-tiap UKM yang akan melakukan implementasi ERP menggunakan software open source openbravo
menjadi lebih mudah dan sederhana.
Anda Telah Membaca artikel KUSTOMISASI APLIKASI ERP OPEN SOURCE OPENBRAVO UNTUK USAHA KECIL MENENGAH BAGIAN 1, Baca Juga Artikel Berikut
Tobi